Sunday, December 3, 2006

Babak baru : Blog Niewdelars Baru

Selamat pagi dunia !

Blog Niewdelars kini memiliki kluster blog baru, agar mampu semakin intensif mengabarkan aktivitasnya ke seluruh dunia.

Apabila Anda berkenan, Anda juga saya persilahkan untuk menjelajahi khasanah informasi lainnya yang pernah saya hasilkan. Antara lain termuat dalam situs-situs blog saya seperti tersaji daftar dan linknya di bawah ini. Selamat menjelajah dan terima kasih untuk atensi Anda.

Yovita Abriel


NIEWDELARS GALLERY............silakan klik di sini


NIEWDELARS NEWS............silakan klik di sini

Selamat menjelajah,tidak lupa kami ucapkan terima kasih atas saran masukan anda.


Indonesia,Semarang, 3 Desember 2006

Friday, December 1, 2006

Niewdelars Sekilas

Bermula dari pelajaran ekstrakulikuler sulam-rajut yang diajarkan suster Hermin di SMP Bhakti Mulia Kebumen tahun 1973,tak disadari Yovita Abriel , mulai mengenali hobbynya.Tahun 1976 melanjutkan di SMA Santa Maria Jogjakarta, hobbynya terus berlanjut.Dengan menyisihkan uang sakunya,mulai membeli buku2 berkaitan dengan sulam dan rajut antara lain Belanda(Burda),Jepang (Ondori,Crochet),Australia(Heirloom Embroidery),Inggris(Merehurst-Julie Hasler)dan masih banyak lagi. Tahun 1980 melanjutkan kuliah di Universitas Atma Jaya Jogjakarta dan bertemu dengan Purnomo Iman Santoso(kunjungi juga http://purnomoimansantoso.blogspot.com).Menikah akhir tahun 1990 yang kemudian menjadi orangtua dari anak-anak yaitu Larissa Iman Santoso(lahir 1991) dan Edwin Iman Santoso(lahir 1994).
Sangat mendukung hobby istri.Sempat berkarir di perbankan Semarang dan Jawa Tengah selama 15 tahun . Sambil menyelam minum air,kata pepatah.Sambil berkarier memanfaatkan pula untuk mempromosikan produk hasil ketrampilan istri.Ternyata cukup diminati.Timbul pemikiran untuk mengajari orang lain secara cuma-cuma.Ini awal realisasi ide, menggeser hobby menjadi profesi.Angan-angan kami, membuat produk needlework manual ,yang selama ini dianggap hasil karya “nenek-nenek”, bisa dikerjakan oleh kaum muda secara luas dan berkualitas,siap bersaing serta bisa menembus pasar dunia.
Usaha needle work ini kami harapkan bisa menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja sehingga , tidak dalam waktu terlalu lama,tenaga kerja didaerah tidak perlu harus mengidolakan kerja pabrik ataupun ke Jakarta apalagi menanggalkan harkat martabat demi menjadi TKW di negeri "antah berantah".Membuka lapangan kerja yang bersifat labour dan quality oriented,skill dan kreatif ,menjadi obsesi kami.Ini juga bagian dari partisipasi membangun Bangsa dan Negara serta membantu pemerintah untuk membuka lapangan kerja. Adapun filosofi yang kami tanamkan pada pengrajin yang kami bina adalah harus mampu kerja berkualitas.Maka prinsip “Tepat Mutu-Konsisten-Tepat Waktu” selalu ditanamkan ke para pengrajin binaan.
Kami sangat menyadari usaha ini unik.Namun entah mengapa saya tertarik.Dengan Penuh rasa Bersyukur atas karuniaNYA karena saya dibimbing mengikuti panggilan jiwa dan dikuatkan Doa dan support dari keluarga besar(ibu dan saudara-saudara kandung),kami terjuni dan tekuni usaha needlework ini.Bidang ini secara kasat mata sudah “tergusur” oleh ekspansi mesin bordir dan mesin rajut import dipabrik-pabrik besar hingga penjahit di desa-desa.Walau ironisnya, hasil atau output dari mesin import tersebut kurang diminati di negeri asal pembuat mesin.Mereka disana justru lebih menghargai karya yang bersifat manual karena unik dan lebih “berjiwa”. "Satu mesin mungkin bisa menggantikan dan menyamai kualitas 50 pekerja biasa.Namun tak satupun mesin sanggup menggantikan dan menyamai kualitas seorang pekerja istimewa"Elbert Hubbard(1817-1895,pengarang AS)

Awalnya masih terlalu ambisius.Tahun 1998 ,keinginan transfer knowledge sulam menyulam dengan harapan cepat mendapatkan banyak pengrajin, dimulai dengan mengajarkan ke kelompok ibu-ibu di pedesaan daerah Karanganyar-Gombong.Dari ± 40 orang peserta yang dididik, hanya 3 orang yang serius menekuni.Itupun saat sehabis lebaran,karena waktu itu masih belum ada order,mereka ke Jakarta untuk kerja di pabrik.Masa sesudah lebaran menjadi saat yang membuat kami was-was.Akhir Tahun 1999 tugas saya di Kebumen selesai dan kembali ke Semarang. Dengan bermodal relasi, pelanggan kami mulai berkembang dan order pun secara bertahap mulai rutin.Kondisi ini berdampak positif dalam pembentukan kelompok-kelompok pengrajin. Keuntungannya,pengrajin yang kami bina tetap bisa bekerja dirumah masing-masing.Karena bahan diambil oleh pengrajin atau ketua kelompoknya, untuk dikerjakan dirumah.
Walau order relative masih kecil, namun kontinuitas sudah mulai berjalan.Tak selalu mulus karena beberapa pengrajin andalan justru ada yang berhenti.Kembali masalah iming-iming manisnya madu ibukota menjadi penyebab.Namun ada hal yang membesarkan hati.Umumnya para pengrajin yang akan berhenti selalu pamit secara baik baik dan selalu berpesan bila nanti tidak betah di Jakarta dan harus pulang ke desa,mereka minta diberi kesempatan untuk bergabung lagi.Dan itulah yang terjadi.Saat terjadi de urbanisasi,tidak betah di Jakarta,mereka kembali bergabung dengan kami.
Pengrajin dari berbagai latar belakang.Ada ibu rumah tangga bahkan pelajar SMK/SMEA.Kami sempat mempunyai pengrajin yang kami bina sejak kelas I SMEA,ibunya seorang janda.Karena ayahnya seorang sopir bis angkutan antar kota meninggal saat kecelakaan.Hebatnya anak ini konon selalu ranking di kelasnya.Setelah bergabung selama 3 tahun dan lulus sekolah, ybs pamitan karena diminta ibunya untuk kerja di Jakarta.Awalnya anak tsb masih minta diberi kerjaan untuk isi waktu luangnya sepulang dari kerja di pabrik,bahan dikirim via paket.
Seluruh karya kami upayakan untuk didokumentasi.Namun banyak produk yang tidak mungkin terdokumentasi karena sudah terlanjur dikirim ke pemesan.Dokumentasi awalnya masih menggunakan kamera pada handycamp Sony dengan ketajaman yang serba belum secanggih kamera sekarang.Awal tahun 2000,untuk mempermudah promosi,video kami transfer ke CD.Rekaman masih secara amatir.Selain gambar produk,juga diisi dengan rekaman lagu.Harapannya agar prospek tidak jemu saat menayangkannya .Video amatir ini saya shoot sendiri.Kecuali proses editing, pengisian lagu dan transfer ke CD, kami serahkan ke studio yang sudah pengalaman.

Dalam perjalannya,seiring dengan kontinuitas order, pengrajin kami menjadi lebih awet dan berkembang.Ada 10 Kelompok yang tersebar di desa-desa yang harus terus kami carikan order.Dua kali ditolak mengajukan pensiun dini pada tahun 1998 dan 1999 dengan harapan mendapatkan pesangon untuk modal usaha,akhirnya tahun 2003 pertengahan, saya memutuskan resign dari tempat kerja untuk konsentrasi dan focus dibidang yang sudah terlanjur kami geluti.
Untuk memudahkan komunikasi dengan pengrajin,saya minta ijin mertua untuk memanfaatkan gudang yang tidak terpakai di Kebumen beserta almari,meja tua yang tak terawat untuk kami perbaiki dan renovasi menjadi ruang workshop.Mesin jahit tua saya perbaiki hingga beroperasi normal untuk keperluan menjahit para pengrajin di workshop kami.Dilakukan bertahap,mengingat modal yang serba terbatas.
Kami disarankan mengikuti pameran.Namun keterbatasan modal membuat kami harus berhitung secara cermat,cerdas menggunakan kemampuan yang ada agar bisa effektif dan maju terus.

Bersyukur kami mempunyai banyak relasi yang berbaik hati membantu dari pemikiran hingga support.Sehingga walaupun belum bisa pameran sendiri, namun beberapa relasi seperti Webe Galery Semarang pada tahun 2001 menawarkan untuk membawa produk kami untuk dipamerkan buyer Inggris.Ada pengrajin batik tulis di Sleman-Ibu Cicih, sempat membawa produk kami untuk pameran di Jerman dan Ina Craft di Jakarta tahun 2004.
Subiyono Iman Santoso,Manager Produksi PT ALKA Semarang yang bergerak di bidang produksi dan eksport Furniture,sangat membantu kami dalam hal pemotretan produk dengan kualitas gambar prima.
Yudha Hartanto,eksekutif muda kini berkarier dan berdomisili di Belanda,alumnus SMA Kolese Loyola Semarang,bermurah hati mendesignkan katalog Niewdelars dan berbaik hati memberi ijin kepada kami untuk memanfaatkan dalam rangka promosi Niewdelars.
Benny Muliawan,mahasiswa Monash University Australia asal Kebumen,tertarik untuk memperkenalkan produk kami di Melbourne.
Dorongan juga datang dari rekan di Rotary Club Jogjakarta Tamansari-Rtn C Lingga W yang memberi kesempatan pada kami untuk berpartisipasi dan berpromosi dengan membagi brosur Niewdelars pada District Conference Rotary Tahun 2004 di Jakarta.Dukungan juga datang dari Pendiri Epistoholik Indonesia-Bambang Haryanto,yang banyak memberi masukkan dan mendorong saya untuk memajang bisnis needlework di Blog Epistoholik Indonesia.Ini bisa tayang Februari 2004.Bambang Haryanto pula yang tidak jemu-jemunya mendorong hingga memberikan saran kritik kepada saya untuk terus menyempurnakan tampilan bisnis kami di Blog Epistoholik Indonesia.Terkini,melalui bimbingan Bambang Haryanto via email,saya berhasil memajang Katalog Niewdelars di Blog ini.Terima kasih Pak Bambang.......

Workshop kami di Kebumen mulai banyak dikunjungi,bahkan beberapa kali oleh relasi/teman dari Semarang hingga dari Rotary Club Jogja Mataram- Rtn Keliek J Soegiarto.Sekalipun kami bukan anggota Rotary Club,Ide Menggeser Hobby Menjadi Profesi yang kami lakukan ini,oleh rekan-rekan Rotary Club dinilai sesuai Visi Rotary Club(membangun dan mendorong pengembangan cita-cita pengabdian sebagai dasar utama usaha yang bermartabat).Mereka sangat mendorong langkah yang kami lakukan untuk terus dikembangkan.
Beberapa kenalan menyarankan agar membuka semacam showroom di Semarang atau di Jogja. Sempat mencari lokasi di Jogja.Akhirnya kami putuskan showroom tetap di Semarang .Menempati dan memanfaatkan lokasi salah satu kamar Rumah kami di Villa Aster II Blok G No. 10,Srondol, Semarang."Showroom" kecil ini memang belum ideal.Namun kami ujudkan sesuai kemampuan,dengan spirit untuk menjadi yang terbaik dan terus membuat langkah nyata mewujudkan impian."Showroom" resmi beroperasi tanggal 26 Oktober 2006.
Produk kami dari home design interior,reproduksi foto ,baju wanita(vest,cardigan,shoulder warmer dll),bed cover,table top,tas dll semua dengan assesoris atau secara needle work.Terus berupaya membuka pasar untuk produk kami.Ini dilakukan agar usaha kami berkembang,para pengrajin binaan terus mendapatkan kesempatan mewujudkan ketrampilan dengan kreasi nyata.Dengan berkarya,ketrampilan yang mereka peroleh dapat diujudkan sebagai profesi yang bisa diandalkan untuk menunjang ekonomi rumah tangga hingga mewujudkan cita-cita keluarga sejahtera.